-->

Silaturrahim Di Hari Raya Idul Fitri Sebagai Upaya Mempererat Persatuan Dan kesatuan

Silaturrahim Di Hari Raya Idul Fitri Sebagai Upaya Mempererat Persatuan Dan kesatuan
Saling mengunjungi (silaturrahim) keluarga, saudara, teman dalam hari raya idul fitri seakan menjadi budaya yang harus dilaksanakan  oleh setiap orang. Belum afdal (sempurna) rasanya kalau dalam hari raya idul fitri tidak saling berkunjung (bersilaturrahim). Namun Bersilaturrahim di beberapa daerah terutama diperkotaan sepertinya sudah mulai memudar dan tidak dilakukan. Bahkan sekarang sudah banyak derah-daerah yang tidak mementingkan acara silaturrahim antar tetangga, kerabat, teman, saudara bahkan keluarga.
Silaturrahim Di Hari Raya Idul Fitri Sebagai Upaya Mempererat Persatuan Dan kesatuan Silaturrahim Di Hari Raya Idul Fitri Sebagai Upaya Mempererat Persatuan Dan kesatuan
Sungguh suatu kemuduran dan kemerosotan mental yang menghawatirkan, Dalam acara yang mulia seperti hari raya  Idul Fitri, banyak masyarakat yang hanya mementingkan untuk berwisata dari pada bersilaturrahim. Setelah shalat idul firti bukannya mereka saling bermaaf-maafan, saling bertemu, berkunjung kerumah keluarga, saudara, kerabat, teman, akan tetapi mereka malah disibukkan dengan acara berwisata keberbagai tempat yang sebenarnya bisa mereka lakukan dilain waktu.

Berbagai kemunduran yang terjadi didalam tubuh umat ini di semua sendi kehidupannya, perlakuan semena-mena umat-umat lain terhadap umat ini bahkan tidak jarang umat ini mendapatkan penghinaan dan ejekan musuh-musuhnya (seperti di Palestina misalnya) bisa menjadi indikator bahwa umat ini telah kehilangan jati dirinya sebagai umat terbaik. Hal itu dikarenakan umat ini telah meninggalkan Al Qur’an dan Sunnah dalam kehidupan individu, rumah tangga, bermasyarakat maupun bernegara.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik)

Kejayaan dan kebesaran yang pernah dicapai para pendahulu umat ini bukanlah dikarenakan mereka mendompleng pada ajaran-ajaran yang berasal dari luar islam dan tidak juga mencampuradukkan antara islam dengan faham-faham lain di luar islam. Akan tetapi mereka membangunnya dengan berpegang teguh kepada Al Quran dan Sunnah Nabi-Nya sehingga mereka menjadi umat yang disegani dan ditakuti umat-umat lainnya.

Silaturrahim adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturrahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan, kesatuan, dan kerja sama untuk taat kepada Allah.

Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturrahim, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan (silaturrahim)" (HR. Ibnu Majah).

Silaturrahim tidak sekedar saling bertemu, berkunjung atau memohon maaf belaka. Ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati, saling memaafkan. Hal ini sesuai dengan asal kata dari silaturrahim itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang. Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun biasanya mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali.

Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda, "Yang disebut bersilaturrahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturrahim itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR. Bukhari).

Kalau kita mengunjungi teman atau saudara kita karena ada maksud tertentu (bukan maksud  bersilaturrahim), Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, kalu orang lain memberi pada kita dan kita balas dengan membri pada orang tersebut itu bisa dinamakan kondangan. Ini tidak memerlukan kekuatan mental yang tinggi. Boleh jadi kita melakukannya karena merasa malu atau berhutang budi kepada orang tersebut. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturrahim kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya walau harus menempuh jarak yang jauh dan melelahkan, maka inilah yang disebut silaturrahim. Apalagi kalau kita bersilaturrahim kepada orang yang membenci kita, seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya dan meminta maaf. Inilah silaturrahim yang sebenarnya.

Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat kepada para sahabat,
"Hendaklah kalian mengharapkan kemuliaan dari Allah". Para sahabat pun bertanya, "Apakah yang dimaksud itu, ya Rasulullah?" Beliau kemudian bersabda lagi, "Hendaklah kalian suka menghubungkan tali silaturrahim kepada orang yang telah memutuskannya, memberi sesuatu (hadiah) kepada orang yang tidak pernah memberi sesuatu kepada kalian, dan hendaklah kalian bersabar (jangan lekas marah) kepada orang yang menganggap kalian bodoh" (HR. Hakim).

Dalam hadis lain dikisahkan pula, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya dari pada shalat dan shaum?" tanya Rasulullah SAW kepada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyembungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal shalih yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR. Bukhari Muslim).

Saudaraku, bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati masih tersimpan kebenciaan dan rasa permusuhan kepada sesama muslim. Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, apalagi kalau di belakang sudah saling menohok, menggunjing, dan memfitnah, maka rahmat Allah akan dijauhkan dari rumah tersebut. Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara, bila di dalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, dan tidak ada rasa persatuan dan kesatuan, maka dikhawatirkan bahwa bangsa dan negara tersebut akan terputus dari rahmat dan pertolongan Allah SWT. Na’udzubillah min dzaalik.

Silaturrahim adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturrahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah. Sebagai umat yang besar, kaum muslim memang diwajibkan ada yang terjun di bidang politik, ekonomi, hukum, dsb, karena tanpa itu kita akan dipermainkan dan kepentingan kita tidak ternaungi secara legal di dalam kehidupan bermasyarakat. Namun demikian, berbagai kelompok yang ada harus dijadikan sarana berkompetisi untuk mencapai satu tujuan mulia, tidak saling menghancurkan dan berperang, bahkan lebih senang berkoalisi dengan pihak lain. Sebagai umat yang taat, kita berkewajiban untuk mendukung segala kegiatan yang menyatukan langkah, memperkuat persatuan dan kesatuan berbagai kelompok kaum muslimin dan mempererat tali persaudaraan diantara kita semua.

Hikmah Silaturrahim
dari Abu Hurairah radhiallahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS. An-Nisa’: 1)
dari Abu Hurairah radhiallahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, dan ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim.” (HR. Bukhari)

1. Silaturrahim Akan Mempererat Ukhuwah
Ukhuwah (rasa persaudaraan) perlu kita pupuk agar rasa saling membutuhkan, menyayangi, mencintai, menghargai, menghormati sesame manusia semakin baik. Terkadang jarak yang memisahkan akan menjadikan kita jarang bertemu dan berkumpul, sehingga rasa persaudaraan akan menjadi kurang kuat. Dengan bersilaturrahim, maka rasa persaudaraan akan kembali kuat.


2. Silaturrahim Memberbanyak Rizki
Bersilaturrahim akan memperbanyak rizki kita. Kenapa demikian? Sebuah contoh yang nyata:
Saat kita memulai sebuah usaha, Apa yang harus dilakukan? Apa yang harus disiapkan? Butuh modal berapa? Barang apa yang sedang laris di pasaran? Apa yang harus dijual? Dan masih banyak pertanyaan lainnya. Semua hal di atas tidak akan dapat dijawab jika hanya duduk diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Yang siperlukan adalah bersilaturrahim, dengan bersilaturrahim kita akan banyak teman, saudara, sehingga kita bisa bertukar pikiran, pengalaman, menambah nasabah, patner kerja bahkan bisa juga teman, saudara kita akan membantu memberikan tambahan modal walaupun itu berupa pinjaman misalnya. Dari situ  jelas rizki kita akan bertambah banyak.
Di mana kita mendapatkan informasi? Tidak hanya dari buku, internet, media social, surat kabat atau media informasi lainnya, Tapi dengan bersilaturrahim kita bisa mendapatkan informasi apapun. Semakin banyak teman, saudara kita semakin banyak mendapatkan informasi yang kita butuhkan, Berkaitan dengan rizki jelas, misalnya untuk mendapatkan pekerjaan apabila kita banyak teman, saudara maka kesempatan mendapatkan pekerjaan semakin banyak dan tentu akan menambah rizki kita pada akhirnya.
Silaturahmi adalah salah satu cara pemecahan dari permasalahan kehidupan. Memang mengadu pertama kali pada Allah, namun kadang dalam memberikan jawaban atas permasalahan kita, Allah tidak memberikan lewat ilham tapi lewat manusia lain
Seorang sosiolog Harvard bernama Mark Granovetter melakukan riset pada cara bagaimana orang mendapatkan pekerjaan. Riset ini dilakukan pada tahun 1970-an. Ia menemukan bahwa mayoritas orang mendapat pekerjaan berdasarkan koneksi pribadi. Karena koneksi atau hubungan silaturrahim .
Bersilaturrahimlah agar bisa mendapatkan banyak teman saudara sehingga semakin banyak yang mendoakan kita, memberi bantuan, solusi, bahkan modal.

3. Mengenal dan Memperluas Persaudaraan
Dengan bersilaturrahim kita akan banyak kenalan, teman dan menambah saudara, dikala keluarga kita jauh dari kita maka temanlah yang akan menolong kita, tetangga dekat yang akan menolong kita. Karenanya jalinlah tali silaturrahim  pada siapa saja.

4. Allah SWT akan memanjangkan umur sebab silaturrahim
Karena kita sering bersilatirrahim, maka kita akan dicintai dan disenangi orang. Meski kita sudah meninggal sekalipun, namun nama kita masih disebut dan dikenang orang karena kebaikan kita, sehingga mudah-mudahan akan banyak yang mendoakan kita.
Seseorang yang rajin bersilaturrahim kepada dokter spesialis misalnya ia akan mendapatkan ilmu medis dalam waktu singkat tanpa harus buang-buang waktu. Bukankah ini yang namanya panjang umur?! Apalagi, sang teman, saudara (dokter) pastilah akan dengan senang hati menjawab semua pertanyaan mengenai kesehatan anda.
Hasil menarik dari riset penduduk Alameda County, California yang berjumlah 4.725 orang
itu adalah bahwa mereka menemukan bahwa angka kematian tiga kali lebih tinggi pada orang yang eksklusif (tertutup) dibandingkan orang-orang yang rajin bersilaturrahim.

5. Menambah Ilmu dan merasakan hikmah hidup
Dengan bersilaturrahim ilmu kita akan bertambah, melalui bertukar pikiran, pengalaman dengan teman, saudara, semakin banyak teman dan saudara yang mempunyai berbagai macam ilmu dan pengetahuan, maka kita dapat menimba ilmu dari mereka sebanyak-banyaknya, dan ilmu kita juga bisa kita berikan pada mereka, sehingga hidup kita akan lebih berarti dan bermanfaat bagi manusia yang lain.

6. Memperkuat rasa empati dan menjauhi sikap egois
Empati adalah saat Anda menempatkan diri pada posisi orang tersebut dan berbagi kesedihan bersama. Empati adalah kemampuan untuk melihat situasi dari perspektif orang lain. Ini melibatkan sudut pandang, emosi, dan kesulitan yang dialami seseorang. Anda menempatkan diri pada posisi mereka dan merasakan apa yang mereka rasakan. Sehingga anda tidak akan menjadi orang yang egois, malah sebaliknya anda akan jadi orang yang peduli terhadap orang lain.

Dengan silaturrahim berarti anda tidak akan bisa menjadi orang yang egois, karena anda mengenalnya dan punya hubungan silaturrahim yang baik anda tidak akan tega melihat dan mendengar kesedihan teman atau saudara anda. Sehingga anda akan membantunya sebisa anda, walau hanya sekedar memberikan saran, pendapat, dan solusi, karena membantu tidak hanya menggunakan materi (berupa harta, benda)

7. Menambah Kekuatan Persatuan dan Kesatuan
Jelas! Dengan bersilaturrahim Anda sudah berusaha untuk menjaga dan menambah rasa persatuan dan kesatuan dan menghindari perpecahan.
Sumber https://www.anekapendidikan.com/

0 Response to "Silaturrahim Di Hari Raya Idul Fitri Sebagai Upaya Mempererat Persatuan Dan kesatuan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel